12.11.20
Puisi Mati
"Boleh tak kalau hari-hari bagi puisi?"
Jeda. Angin mengusap lembut pipimu
Mataku cemburu
Sedang matamu setia menanti bibirku mengungkap kata
Sungguh Tuhan, aku tak pasti
Kerana bila nanti saat kau putuskan untuk pergi
Maka puisi turut mati.
No comments:
Post a Comment
Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment